Festival Budaya 2025 di Palangkaraya: Lomba Mewarnai Tema Putra-Putri Dayak Serbu Tk dan Sd

althavibes, PALANGKA RAYA – Suasana halaman Kantor Wali Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah (Kalteng), tampak semarak sejak pagi, Kamis (24/4/2025).

Puluhan anak dari jenjang TK dan SD berkumpul mengikuti lomba mewarnai bertema “Putra Putri Dayak” menjadi bagian dari rangkaian Festival Budaya 2025  di Palangkaraya yang digelar pemerintah kota.

Lomba ini terbagi dalam dua kategori, yakni tingkat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar (kelas 1–3).

Berdasarkan keterangan juri lomba, jumlah peserta TK memenuhi target sebanyak 75 anak, sementara peserta dari kategori SD masih berada di bawah target yang sama.

Acara akan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berjalan selama satu setengah jam.

Anak-anak kelihatan bersemangat dan asyik mewarnai ilustrasi yang mencerminkan jati diri budaya Dayak.

Kolaborasi warna dari krayon, gemerincing tawa anak-anak, serta meja fleksibel yang dihadirkan oleh para pengikut memberikan atmosfer yang lebih meriah.

Satu di antara sekolah yang turut serta dalam acara tersebut adalah SDK Santo Don Bosco Palangka Raya. Para peserta dari institusi ini tiba pada jam 07:00 WITA dengan membawa peralatan mereka sendiri, termasuk spidol krayon dan meja mini untuk aktivitas melukis.

"Anak saya sangat bersemangat mulai kemarin. Alat tulis warna beserta pernak-perniknya telah dipersiapkan sejak petang. Ia bercerita terus tentang niatnya untuk menggambar dan melukiskan kebudayaan Dayak," jelas seorang ibu yang menemani putranya.

Dia menganggap bahwa acara ini amat bermanfaat dalam memperkenalkan budaya setempat sejak usia muda.

Penilaian dijalankan oleh tiga dewan juri yang menguasai bidang seni dan pendidikan, termasuk seorang bernama P. Lampang, pria ini sudah terlibat dalam industri seni visual selama lebih dari 3 dekade. Dewan penilai tersebut mencermati pekerjaan para siswa melalui sudut pandang keunikan ide, ketelitian eksekusi, serta relevansi dengan subjek tertentu.

Walaupun berjalan dengan cepat, kompetisi ini menyediakan tempat bagi para anak agar bisa mengeksplorasi diri sambil meningkatkan cintanya pada warisan budaya lokal.

“Lewat kegiatan seperti ini, anak-anak dikenalkan pada nilai-nilai lokal secara menyenangkan. Mereka belajar budaya dari apa yang mereka gambar dan warnai,” ujar salah satu juri lomba.

Dengan wajah serius namun penuh semangat, anak-anak menyelesaikan gambar mereka dalam waktu terbatas.

Hasilnya bukan hanya gambar di atas kertas, tetapi juga jejak kecil dalam upaya pelestarian budaya Dayak lewat seni.

Posting Komentar

0 Komentar