6 Tanda Cerdas Si Kecil yang Mudah Dilupakan Ortu, Kata Ahli Psikologi

althavibes - Seringkali kita mengidentikkan kepintaran anak dengan capaian pendidikan formal mereka. Mendapatkan nilai "A" pada pelajaran Matematika maupun Ilmu Pengetahuan Alam dianggap menunjukkan bahwa seorang anak tergolong pintar.

Meskipun demikian, dalam perspektif psikologi, kecerdasan tidak sebatas pada kemampuan untuk melewati berbagai ujian. Terdapat beberapa indikasi dini bahwa seorang anak memiliki IQ tinggi yang kerap kali disepelekan, khususnya bila orangtua lebih memusatkan perhatiannya pada skor-nilai dalam raport sekolah.

Menurut artikel di Blog Herald pada 23 April, mari kita lihat keenam petunjuk dini tentang kecerdasan anak yang kerap kali lupak terlihat oleh para orangtua.

1. Kepentingan Pengetahuan yang Kuat

Kami semua tentu sudah merasakan hal tersebut. Siklus pertanyaan "kenapa" yang tidak berkesudahan itu. Meskipun mungkin membuat lelah, namun yakinlah, ini merupakan suatu hal baik. Para psikolog bersama-sama menyatakan bahwa rasa penasaran yang kuat menjadi petunjuk awal kecerdasan intelektual yang tinggi.

Ini lebih dari sekedar omelan atau kebiasaan bertanya. Anak dengan rasa ingin tahu yang tinggi umumnya memiliki motivasi kuat untuk menggali pemahaman tentang lingkungan mereka.

Jika Anda kerap dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan unik semisala "mengapa langit berwarna biru" atau "mengapa kucing tidak dapat berbicara", jangan langsung merasa terbebani.

Hal tersebut menunjukkan bahwa putramu sedang menggunakan pemikiran kritisnya. Di antara berbagai pendekatan dalam mendidik anak, sangatlah signifikan jika kita mengenali bahwa pertanyaan semacam itu merupakan bagian dari proses penjelajahan. Oleh sebab itu, acapkannya dengan gembira ketika dia bertanya, karena ini menjadi awal potensial bagi kebijaksanaan masa depannya.

2. Cepat Memahami Konsep Baru

Suatu hari di taman, anakmu melihat tupai dan kamu dengan santai menjelaskan bagaimana mereka menyimpan kacang untuk musim dingin. Esok harinya, dia menunjuk tupai di buku cerita dan berkata, “Mereka nyimpen makanan buat dingin, ya?” Nah, di situ kamu melihat keajaiban terjadi.

Anak yang cepat menangkap dan menghubungkan informasi dari satu situasi ke situasi lain menunjukkan IQ tinggi. Ini bukan cuma soal mengingat, tapi tentang memahami dan mengaitkan pengetahuan.

Orangtua yang sudah terbiasa dengan metode parenting berdasarkan pengalaman cenderung lebih mampu menyadari hal tersebut, sebab mereka membebaskan anak untuk mengeksplor dunia secara langsung.

3. Ketelitian terhadap orang lain

Pada suatu kesempatan di taman bermain, saat seorang anak terjatuh dan mulai menangis, sedangkan yang lain masih asyik dengan permainannya masing-masing, sang putrimu menghampiri si kecil itu lalu berkata, "Tidak apa-apa kok, nangis bisa membantu meredakan rasa sakit."

Disitulah kamu menyadari bahwa hal itu tidak hanya berkaitan dengan rasa simpati, tetapi juga menjadi indikasi bahwa dia peduli terhadap perasaan orang lain. Dalam ilmu psikologi, intelegensia seseorang tak melulu berhubungan dengan kemampuan logis atau matematis, namun juga mencakup pemahaman akan emosi.

Anak-anak yang mampu memahami dinamika sosial serta meresponsnya secara sesuai, biasanya memiliki tingkat IQ tinggi dalam hal kecerdasan emosi. Berpikir dari sudut pandang pengasuhan, orangtua perlu mengenali bahwa kemampuan bersimpati merupakan jenis kecerdasan yang amat bernilai.

4. Kecenderungan terhadap Pola

Mainan berserakan di lantai? Perhatikan kembali. Mungkin anak Anda tengah menata mainannya sesuai dengan warna, ukuran, atau fungsinya. Keterampilan dalam mengidentifikasi dan membentuk pola adalah ekspresi dari kemampuan berpikir analitikal dasar yang mereka miliki.

Banyak orangtua belum sadar bahwa ketika anak-anak memilih crayon dengan cermat atau mengatur blok-balok sesuai urutan tertentu, sebenarnya ini mencerminkan kecerdasan intelektual yang tinggi. Kegiatan tersebut merupakan dasar untuk pengembangan pemikiran sistematik dan logis.

Dalam pola asuh yang suportif, biasanya anak diberikan ruang untuk “bermain sambil berpikir”. Jangan buru-buru merapikan mainannya karena bisa jadi itu hasil analisis kecil dari otak jenius dalam bentuk mungil.

5. Kosakata yang Kaya

Seorang anak berusia empat tahun biasanya memahami kira-kira 5.000 kata. Namun, ada juga anak-anak yang memberi kejutan kepada kita dengan menggunakan istilah-istilah seperti "mengagumkan", "terkejut", hingga "mengecewakan". Meski bukan bermaksud untuk mencolok perhatian, hal tersebut menjadi indikasi bahwa kemampuan bahasa mereka melebihi standar rata-rata.

Vokabulari yang kaya mencerminkan kapabilitas otak dalam mengabsorpsi serta menyampaikan data dengan mendalam. Dari sudut pandang ilmu psikologi, aspek ini memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat kepintaran seorang anak.

Jika Anda menggunakan pendekatan pengasuhan yang kaya akan kata-kata, misalnya dengan membaca buku bersama, mengobrol tentang berbagai subjek, atau mendengar ceritanya, maka secara tidak langsung Anda telah memfasilitasi pertumbuhan kecerdasan intelektual anak sejak usia dini.

6. Ketangguhan Dalam Pemikiran Dan Tindakan

Terkadang kita menginginkan segalanya berjalan dengan cepat, sehingga membantu anak memakai sepatunya, menyiapkan sarapan, hingga sikat giginya pun menjadi tugas yang kita lakukan. Namun, saat sang buah hati tetap keras kepala untuk melaksanakan semua hal tersebut secara mandiri dan akhirnya sukses, itulah waktu istimewa baginya.

Kemandirian tak sekadar tentang kemampuan fisik, melainkan juga tentang keyakinan diri saat memutuskan sesuatu. Seorang anak yang yakin pada dirinya sendiri akan berani menjelajahi hal-hal baru, menerima pelajaran dari kegagalan, serta tetap bertahan untuk mencobanya lagi, menandakan adanya pikiran mandiri yang sehat. Di ranah pendidikan parenting, ini sangat krusial karena membantu membentuk cara pandang yang progresif.

Sebagai orangtua, sangatlah vital tak sekadar fokus pada nilai-nilai di laporan prestasi siswa. Tiap buah hati memiliki metode tersendiri untuk mengungkapkan bakatnya. Kadang-kadang, apa yang terlihat seperti tingkah polos bisa saja menjadi indikator dini dari kemampuan si kecil Anda.

Posting Komentar

0 Komentar