Inilah 5 Alasan Mengapa Ribu-an CPNS di 2024 Memutuskan untuk Mundur

jateng.althavibes , SEMARANG - Ratusan mahasiswa dan pemuda berpartisipasi dalam acara tersebut. CPNS Tahun 2024, yang tadinya dipertimbangkan melalui jalur optimalisasi, malah lebih memilih untuk pergi sebelum secara resmi dilantik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Padahal, mereka adalah bagian dari kelompok yang lolos dari persaingan seleksi nasional yang sangat ketat.

Ini disampaikan secara langsung oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Prof Zudan Arif saat memberikan keterangan pada konferensi pers yang dilaksanakan Rabu (23/4) di Kantor Pusat BKN, Jakarta.

"Dari total 16.167 peserta yang berhasil diakomodir melalui peningkatan efisiensi, terdapat 1.967 individu yang memilih untuk mundur. Angka ini setara dengan kira-kira 12%, dan selebihnya tetap melanjutkan," jelas Profesor Zudan.

Rute optimasi merupakan program yang telah diperkenalkan oleh pemerintah mulai tahun 2018 melalui Keputusan Menteri PANRB No. 36 Tahun 2018. Program ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kesenjangan dalam formasi Aparatur Sipil Negara (ASN), terutama pada lembaga-lembaga yang membutuhkan sumber daya ekstra.

Prosesnya sangat fair. Para peserta yang berhasil lulus tersebut. passing grade, namun tidak berhasil melanjutkan ke tahap berikutnya, ia diberikan kesempatan untuk mengisi posisi lowongan sesuai dengan jabatan yang diincarnya.

Prof Zudan menyinggung hal ini sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi, melihat besarnya biaya pengangkatan CPNS.

"Solusinya adalah untuk mencegah pemborosan formasi. Jika telah ada alokasi anggaran dan posisi yang lowong, akan sangat disayangkan jika dilewatkan," jelas Prof Zudan dengan tegas.

Terkait pengunduran diri ribuan CPNS tersebut, Prof Zudan menyampaikan ada lima alasan terbanyak peserta optimalisasi yang mengundurkan diri, yakni:

1. Lokasi Penempatan Jauh dari Domisili

2. Tanpa Persetujuan dari Keluarga

3. Status Kesejahteraan Orang Tua

4. Tidak Melengkapi Dokumen DRH, Dihitung sebagai Pengunduran Diri

5. Masih Kuliah S2/S3

Walau 12% memilih keluar, lebih dari 14.200 orang peserta lainnya (kurang lebih 88%) masih melanjutkan ke tahap penerimaan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Prof Zidan juga menginginkan agar langkah pengoptimalan ini tetap dilanjutkan guna menyelesaikan kesenjangan dalam jumlah pegawai negeri sipil yang masih sering terjadi di tempat kerja.

"Usaha ini bukan sekadar tentang angka, melainkan tentang kelangsungan layanan masyarakat. Kami tidak boleh membiarkan posisi kosong berlarut-larut," tegas Prof Zudan. (JPNN)

Posting Komentar

0 Komentar